Home Budaya Tradisi Nenek Moyang Masoh Piring Di Ogan Ilir Masih Dilakukan Dijaman Sekarang

Tradisi Nenek Moyang Masoh Piring Di Ogan Ilir Masih Dilakukan Dijaman Sekarang

KORDANEWS – Masoh piring adalah nama salah satu tradisi, yang dimiliki warga Desa Ulak Kerbau Lama Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir.
Tradisi masoh piring ini, sudah ada sejak zaman dulu atau sudah turun temurun dari nenek moyang bagi masyarakat di Desa Ulak Kerbau Lama Kabupaten Ogan Ilir.
Menurut salah seorang warga Desa Ulak Kerbau Lama, Fran, tradisi masoh piring ini dilakukan oleh para bujangan pada saat acara pernikahan.
“Tradisi masoh piring ini, dilakukan oleh para bujangan mulai dari hari masak-masak atau H-3 hingga hari resepsi pernikahan,” terangnya, Minggu, 21 April 2024.
Para bujangan yang melakukan masoh piring ini, biasanya para bujangan usia sekolah SMP hingga bujang-bujang dewasa yang ada di Desa Ulak Kerbau Lama.
“Terkadang ya anak-anak usia SMP itu bahkan terkadang ada yang ikuti tradisi masoh piring tersebut,” jelasnya.
Ditambahkan Fran, tradisi masoh piring ini adalah kegiatan mencuci piring yang dilakukan oleh para bujangan yang ada di Desa Ulak Kerbau Lama.
“Tidak hanya piring yang dicuci, tapi perabotan masak-masak yang kotor juga terkadang ikut dicuci oleh para bujangan ini,” paparnya.
Lantaran ini sudah merupakan sebuah tradisi di Desa Ulak Kerbau Lama, para bujangan yang ada di desa tersebut merasa sudah tidak malu lagi.
Bahkan, pada saat acara resepsi pernikahan, terkadang para bujangan ini tidak membawa pasangan masing-masing lantaran mereka harus mencuci piring.
“Piring-piring yang dicuci oleh para bujangan ini, biasanya untuk memenuhi kebutuhan piring pada saat tamu-tamu hendak makan. Karena terkadang ada yang kurang,” ujarnya.
Tradisi masoh piring ini dilakukan para bujangan pada siang hari, dan dimalam harinya biasanya para bujang dan gadis di Desa Ulak Kerbau Lama berkumpul untuk melipat tisu.
“Kalau dulu, selain melipat tisu, biasanya numbuk inai. Tapi karena zaman sudah modern, tradisi itu sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, keunikan yang dimiliki oleh Desa Ulak Kerbau Lama juga ada disaat bulan Ramadan tiba.
Dimana, Desa Ulak Kerbau Lama memiliki tradisi turun temurun saat memasuki bulan puasa yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Tradisi tersebut dinamakan Jaguran, yakni, tradisi membangunkan sahur bagi warga Desa Ulak Kerbau Lama. Jaguran ini dilakukan oleh para bujangan yang ada di Desa Ulak Kerbau Lama.
Sedikitnya 30 sampai 50 orang bujangan biasanya melakukan Jaguran dengan berkeliling dusun. Mereka menabuhkan beberapa peralatan untuk membangunkan sahur.
“Ada yang kaleng, bos tempat air, botol, kenceng, dan peralatan lainnya untuk dibunyikan,” terang Fran.
Menurut Fran, Jaguran ini memang sudah menjadi tradisi warga Desa Ulak Kerbau Lama selama bulan suci Ramadhan. Pasalnya, sejak dia kecil tradisi ini sudah ada hingga saat ini.
“Para bujangan ini biasanya keliling dusun mulai pukul 02.00 WIB dini hari. Sambil berkeliling mereka menabuh peralatan yang dibawa sembari meneriakkan beberapa kata,” terangnya.
Setelah berkeliling dusun membangunkan warga, para bujangan ini biasanya pulang ke rumah masing-masing untuk sahur bersama keluarga.
Ditambahkan Fran, seluruh warga Desa Ulak Kerbau Lama sangat mengapresiasi tradisi membangunkan sahur warga ini. Karena, melalui tradisi ini warga merasa terbantu ketika akan sahur.
“Paling tidak kita tidak terlambat untuk sahur. Karena, biasanya saat sahur banyak hal yang akan dilakukan terlebih dahulu,” ungkapnya.
Fran berharap, tradisi Jaguran ini akan terus terjaga hingga kapanpun. Karena, tradisi Jaguran ini memang awalnya dikembangkan oleh para tetua di Desa Ulak Kerbau Lama.
Editor : Admin
Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here